Minggu, 21 Desember 2014

(Review Teater) KOCAK KACIK oleh EL NAMA:

Sebenarnya ini adalah kali kedua saya menyaksikan pementasan KOCAK KACIK oleh EL NAMA. Yang pertama adalah pada acara yang diadakan di Bengkel Teater Rendra. Pada sebuah panggung yang sedemikian dekat dengan penonton dan ruang duduk yang tidak begitu nyaman. Sangat berbeda dengan gedung pementasan Teater Kecil di Taman Ismail Marzuki. Tempat Teater El Nama menampilkan KOCAK KACIK dalam rangkaian acara Final Festival Teater Jakarta, pada hari rabu 10 Desember 2014 yang lalu.








Naskah Kocak Kacik dibawakan oleh Teater El Nama dengan konsep dan ke-khasan tersendiri. Dengan menggunakan seting artistik yang sederhana, namun tepat dan kaya guna, serta tentunya menarik. Pola permainan sangat berpotensi untuk memiliki ledakan dari kreativitas yang ditawarkan. Sayang, kejutan-kejutan yang terasa menyenangkan pada pementasan di Bengkel Teater Rendra, menjadi kurang 'greget' lagi saat dipentaskan di Teater Kecil. Karena mungkin terdapat beberapa perbedaan kontekstualitas, penggunaan properti yang mendukung, serta pembawaan pemain yang berbeda.

Senin, 08 Desember 2014

(Review Teater) NYELONCONG - karena korupsi itu tindakan kurang ajar

Tema sosial hampir selalu menjadi tema utama dalam sebuah pementasan teater realis. Tema tersebut umumnya menawarkan kekuatan pada karakter-karakter realis dengan hasil observasi mendalam terhadap setting sosial beserta berbagai atribut konflik di dalamnya.

FAKSI 2014 atau Festival Anti Korupsi 2014 yang diselenggarakan oleh KPK menghadirkan 10 Teater pilihan untuk berpentas di GRJS Bulungan. Salah satu penampil merupakan perwakilan dari daerah Jakarta Barat bernama Teater Alamat. Dengan judul pementasan nyeloncong, Teater Alamat menghadirkan sebuah setting lingkungan di sebuah rukun warga lengkap dengan berbagai karakter warganya. 




Nyeloncong sendiri merupakan sebuah kata dari bahasa betawi yang berarti tidak sopan atau ngelunjak atau kurang ajar. Diawali dengan keresahan kolektif warga di sebuah wilayah tentang dana bantuan untuk membuat WC umum yang tidak jua turun, sedangkan program harus berjalan. Dialog berjalan dengan cukup alami sehingga membawa bangunan cerita secara naratif yang rapih. Keresahan warga yang meningkat dengan rumor-rumor bertumpuk tentang bagaimana mereka yang telah ditarik uang iuran untuk membuat WC umum, walau sebenarnya pembuatan WC akan dari uang anggaran negara.

Terdapat juga seorang tokoh dari sebuah LSM yang coba merasionalkan keresahan warga dengan memberikan arahan berpikir secara logis walau tetap tanpa pemaparan panjang lebar namun justru membuat warga tidak sabaran. Kemudian dimunculkanlah tokoh ibu lurah dengan staff nya yang menjadi 'pahlawan' dalam lakon ini. Baru di akhir cerita dimunculkanlah tokoh ketua RW yang bermasalah dan telah melakukan tindakan nyeloncong dengan menyelewengkan dana iuran warga untuk kepentingan diri sendiri.

Didukung dengan setting realis dengan perlakuan keluar masuk yang cukup tertata, permainan para aktor dan aktris cukup membangkitkan rasa dari sebuah lingkungan kecil. Pesan yang disampaikan cukup gamblang dengan permainan para aktor dan aktris yang menghayati karakternya masing-masing. Namun sayangnya ada beberapa dialog yang terlupa dan diulang, bukannya diimprovisasikan sebagaimana sehingga menjadi selayaknya dialog keseharian.

Teater yang masuk 3 besar dalam Festival Teater Jakarta 2013 ini dikenal dengan konsistensinya membawakan lakon-lakon dengan tema realis dan dengan dukungan setting yang serius. Permainan dan dialog pun diarahkan sealami mungkin sehingga dapat diterima terutama oleh awam. Melalui nyeloncong ini mungkin penulis naskah dan sutradara Teater Alamat, Budi Yasin, ingin menyampaikan pesan bahwa korupsi, tidak hanya terjadi di lapisan struktur para pejabat namun juga pada struktur masyarakat yang kecil. Dan juga nampaknya ingin disampaikan bahwa pemerintahan yang kini pun mendukung semangat baru, semangat transparansi dan kejujuran.

Tindakan korupsi pun ingin digambarkan bukan hanya sebagai tindakan yang melanggar hukum namun juga hal yang meresahkan, menjengkelkan dan tentunya: kurang ajar, nyeloncong.