Selasa, 20 September 2016

Spy In Love: Kisah Cinta Ala Mata-Mata

DISCLAIMER: Spoiler Alert




Kisah cinta seorang mata-mata memang selalu menarik untuk diangkat menjadi sebuah film. Namun sayangnya film Indonesia masih jarang yang mengangkat tema percintaan dengan latar belakang aksi dunia spionase. Film dari penulis naskah dan sutradara Daniel Rifki menawarkan jenis film tersebut. Film yang melibatkan pemain dan setting dari dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia ini memang hendak mengincar penonton dari kedua negara.

Selain pemain lintas negara, film ini juga menampilkan para pemeran lintas generasi. Ray Sahetapi sebagai Satria dipasangkan dengan aktor muda yang menjanjikan Hamish Daud sebagai Putra menjadi para pemeran pria dari Indonesia. Sedangkan para aktris dari negeri jiran yang bermain dalam film ini adalah Siti Saleha sebagai Pevita dan Nasha Aziz sebagai Farida.

Film ini mengisahkan tentang sepasang kekasih berasal dari dua negara, Putra dan Pevita yang saling mencinta dan mengundang orang tua mereka ke Penang untuk meminta restu bagi pernikahan mereka. Putra mengundang Opanya, Satria. Sedangkan Pevita mengundang Mamanya, Farida.
Secara kebetulan Satria juga sedang menangani sebuah kasus yang petunjuknya mengarah kepada lokasi tempat Putra dan Farida bekerja, di Penang.

Pertemuan kedua orang tua ini tidak berlangsung dengan baik, penuh kecurigaan dan salah sangka. Kecurigaan dan salah sangka terus berlanjut sehingga kedua orang tua tersebut semakin tidak setuju dengan rencana pernikahan Putra dan Pevita. Namun ternyata penyelidikan terhadap kasus yang ditangani oleh Satria berkembang dan dia pun terjebak pada situasi yang terpaksa melibatkan Farida.

Bagaimanakah akhir dari pemecahan kasus tersebut dan nasib rencana pernikahan Putra dan Pevita? Saksikan secara lebih lengkap di layar bioskop, film ini akan tayang pada tanggal 29 September 2016.


Selasa, 13 September 2016

Little Piece Of Heaven On A Plate Of Yellow Rice

September 11, 2016

It was such a memorial day for the victims of 9/11 terrorist attack (may their soul Rest In Peace).

Somehow, the day went different for me, it was totally emotionally sweet. As the day was scheduled, bae's Mom will have a little celebration for her birthday. At first I was not invited due to humility reason, but then my fortune is on its way and I was invited by the family, they (father, brother, granny, uncle, aunt, and cousin) will be there for the celebration lunch. I was so psyched. Anticipated, yet surprised the night I was told to come for the lunch.

In the morning, I planned to go the gym, but jobs get in the way - I know it's Sunday, but holiday is only a myth. A man like me works every single day. So, while working on my job, I checked Path timeline and find out that Abang will also have an emotional meeting with his 'dad' today, I felt so excited. I sincerely prayed that things will go well today for him, and also for me.

Then it's time for me to go to the lunch in her home. I arrived on the gate when his uncle was just about to go out, so he opened the gate and let me in. Inside the yard I met her and she was so damn beautiful even without make up. She's a natural blessing. God bless her sweet face. 

I came to the house and it was empty, yet her dogs gathered in front of the door, they welcomed me. Then her father came, her mother and brother followed the appearance. We were waiting for the grandma, bae was calling her sister - she was in Sweden for her Post-Grad Study - so that she could also participate on the lunch.

Before we started eating, we prayed, we sang the birthday song and then we ate. I gave her mom a gift which my mother gave me: Kangen Water, for antiseptic, beauty and also for healthy drink. Then, we talked a lot about this Kangen Water.

The lunch was ready, home-made-natural-organic yellow rice with chicken, scramble eggs, some vegetables. The meal was simple yet it taste delicious in my mouth, it was served with the warmth of a family. Something that I haven't felt in a while. While eating we were also talking get to know her family yet also I let her family know more about me. Through that plates of yellow rice, we had conversations, her family was interesting and I had a good time with them. Then, it come the time for me to leave, but the memory of that afternoon will always stay. The memory of little heaven I found in my bruise-full-heart when I was with her and her family.


Jumat, 09 September 2016

Kedatangan

Tak semua orang suka dengan penantian. Kebanyakan orang malah membenci penantian. Mungkin karena yang dinantikan tak cukup indah untuk mengukir senyum dan memercik binar di dalam tatapan. Tak begitu denganku.

Berada dalam penantian, menunggu kedatanganmu, adalah hal yang sangat menyenangkan. Membayangkan kau masuk ke melalui pintu kaca di salah satu  lokasi waralaba terbesar di dunia lalu aku sambut dengan binar tatapan dan dengan senyum yang aku tahan. 
Membayang wajah lelahmu justru malah memicu degup di dadaku, karena dada bidangku siap menyambut sandaran letihmu. Menanti temu, setelah lebih dari 14 senja kau berada di perantauan dengan sekian banyak picu feromon yang kau lewati. 

Lalu akhirnya kau datang, waktu terhenti, detak di kiri dada melambat, dahagaku, tatapmu, genggaman tangan kita. Tiba-tiba pintu gerbang terbuka, sampailah di akhir jumpa.

Selamat malam wanita sholehah yang tertunda.