Sabtu, 19 September 2020

Ladang Persona

 Writing Challenge Day 1: Describe Your Personality


Aku selalu mengingat diriku sebagai sesosok anak yang pemalu. Anak yang tumbuh dengan rasa rendah diri yang tinggi. Saking pemalunya, saat sedang berjalan, aku lebih sering menunduk, menghitung langkah kaki. Ketika ada tetangga yang menyapa, tundukku semakin dalam dan aku menjadi semakin terburu-buru dalam mencapai tujuan. Aku merasa antara nyaman dan tidak nyaman dalam kondisi tersebut. Nyaman karena aku jadi tidak harus berinteraksi dengan banyak orang. Tidak nyaman karena dalam beberapa kesempatan, aku jadi berkhayal bahwa betapa aku juga ingin bisa lancar berbicara dengan orang-orang, terutama dengan orang yang aku suka.

Kemudian, aku yang merasa pasrah dengan keadaanku, memutuskan untuk tenggelam dalam berbagai pelajaran yang bisa cari. Salah satunya adalah belajar tentang kepenulisan dan seni peran. Dari Josip Novacovich aku belajar tentang bahwa dalam diri manusia tidak melulu hanya ada satu kepribadian. Bahwa dalam diri manusia bisa tumbuh beberapa pribadi. Tugas penulis adalah menuangkannya dalam kata-kata. Tugas aktor adalah memerankannya dalam karakter yang dihidupkannya.

Aku yakin benar dengan pelajaran itu. Aku jadikan itu sebagai pedoman dan aku jadikan diriku sebagai sebuah ladang, di mana di dalamnya bisa tumbuh beberapa pribadi yang berbeda. Aku letakkan pribadiku yang pemalu di sebuah pojok, dia tumbuh nyaman dalam kesendiriannya. Aku menjelma menjadi dia. Karena aku-aku yang lain seiring waktu akan tumbuh subur di ladang kepribadian ini. 

Ada pribadi pemarah namun disiplin dan peduli diri lingkungan yang aku biarkan berakar di sana, karena akar itu datang dari pribadi Ayah dan leluhurnya. Ada pribadi yang sangat erat dalam berketuhanan, aku masih sering bercengkrama dengan aku yang itu hingga sekarang. Ada aku yang (berupaya) untuk bisa bersosial dengan baik, yang supel dan mau berteman dengan semua juga menjadi rindang di sana, pribadi ini yang kemudian membawa aku hingga menjadi seorang yang aktif di berbagai organisasi dan komunitas, pribadi yang selalu ingin belajar dan bisa punya sumbangsih untuk sekitar.  

Banyak pribadi-pribadi lain yang tumbuh dengan tingkat kerindangan dan kesuburan yang berbeda-beda. Masing-masing aku biarkan tumbuh bebas di ladang personaku. Tak jarang, jika sedang kesepian mereka saling bercengkrama, saling berdebat, walau tak pernah saling memuji. Di ladang persona, tak aku biarkan pribadiku didefinisikan oleh hanya satu tumbuhan di sana. Tak akan. Karena dengan begitu, aku dan aku-aku yang lain, bisa tetap bersama menjalani hidup, menghadapi yang perlu dihadapi. Karena dengan begitu, sendiri kami bisa bersama.

(Movie Review) Fantasy Island

Apa yang akan terjadi jika kamu bisa mewujudkan fantasimu? Bahkan yang terliar sekali pun.

Kira-kira itulah pertanyaan yang memicu semua yang terjadi di Fantasy Island.



Sabtu, 02 Desember 2017

12 Tusuk Sate Ayam

Kita pesan seporsi sate ayam, kita lebihkan dua
Agar periode nafas kita bertemu udara yang sama
Dapat berlangsung lebih lama

Tusuk pertama
Di Bekasi, pemadaman listrik, sekian belas tahun lalu
Yang deras dan yang rintik, menjelma belatung rindu

Tusuk kedua
Kunyah mulai temui kekenyalan
Tiba yang kemalaman, habis sudah kendaraan, lesap kemalangan
Di gerbang, di gerbang, sambut dengan senyuman, tatap bertukar, tangan bergengaman

Tusuk ketiga
Kunyah
Mulai berbincang tentang agama, nyaman rencanakan keluarga, berhitung urusan tinggal bersama, kompromi nilai-nilai berumah tangga

Tusuk keempat hingga kedelapan
Rasa memiliki mulai menggerogoti, cemburu  meracuni, meresahkan hati, rasa percaya hari demi hari tereduksi

Tusuk sembilan sepuluh
Rasa-rasa rasanya tak lagi sama
Rasa-rasa tak ada, tak ada rasa-rasa
Rasa tak rasa ada tak ada rasa tak rasa tak rasa tak tak tak lagi rasa ada

usai...

usai...

usai...

Sisa dua tusuk sate yang kita lebihkan,
Aku kunyah, telan, habiskan sendirian,
Di malam bahagia, malam pernikahan,
Saat dirimu dan AL yang lain berdiri di pelaminan

Iskandar Puteri,
Johor Baru
November 2017

Bukan Puisi Makanan

"Repelled deduction, broken conclusion
When hope is crumbled, what left is the remains of destruction"


Kusumpal mulutku dengan jantungku
agar apa yang terucap adalah kata yang mendebar

Jantungku membesar,
sedemikian besar karena telah kupugar,
agar kau nyaman merebah atau bersandar
agar kau menerima rengkuhku dan tersadar

Bahwa jurang usia hanyalah angka dan kitalah penentu kabar
Kelak saat dada kita merapat adalah detak yang akan bersimfoni dan bersidebar

Selalu terbayang dalam angan bahwa malam-malam bersama akan kita lalui dengan mata saling menatap lekat dan imaji kita sudah saling bercinta bahkan sebelum sehelai pakaian pun terbuka, bahwa intelektualitas kita bersetubuh dengan berbagai gaya menghasilkan karya, lenguh dan rintih adalah anak-anak dari buasnya kepuasan

Lalu kamu yang malumalumau, membuatku tergila-gila akan gula-gulamu, membuatku jatuh hati dengan entah apamu, yang ternyata hati sudah jatuh bahkan sebelum bertemu

Lalu langkah harus terhenti di satu malam di awal minggu, tanpa ada kata lagi selain "it was nice knowing you"

Saat kau pergi...

Gie datang dan berbisik "pada akhirnya semua akan menjadi suatu hari yang biasa"

Sapardi menitipkan secarik kertas bertuliskan "sesaat adalah abadi"

Sedangkan seorang sosiopat dari Baker Street datang dan menatap nanar kepada seonggok mayat dengan jantung di mulutnya, seonggok mayat yang bernama kisah cinta. Kemudian sang sosiopat berbisik pada dokter sahabatnya

"Repelled deduction, broken conclusion
When hope is crumbled, what left is the remains of destruction"

Jakarta

2016

CHOCO-LATE

(Sebelumnya,
Saya minta maaf kepada bahasa Indonesia,
Saya minta maaf kepada bahasa Inggris,
Karena saya akan menggunakan bahasa Jaksel)


KAKAO makes me fat!
KAKAO, KAKAO, KAKAO
Makanan para dewa dari bangsa Aztec
Kini menjadi industri kemewahan, hingga Afrodisiak
KAKAO, KAKAO, KAKAO
Makanan, minuman, cemilan, cepuluh
Mendominasi berbagai rasa, sedikit hingga seluruh
KAKAO, KAKAO, KAO, KAO, KAU, KAUKAH ITU?
Hadir saat sedih merundung hati
Seperti ketika ditinggal kekasih
Seperti saat deadline bertubi-tubi
Seperti tagihan datang tak kenal henti
KAKAO makes me fat
But also KAKAO makes me stop feeling sad
Is it?
KAKAO, melambungkanku tinggi seperti  harga-harga saat global resesi
KAKAO, meninggi, membeku, pecah, meleleh dan menghujani ladang gandum hingga menjadi COCO
CRUNCH
KAKAO, sehari sebatang, seminggu tujuh batang, sebulan 30 batang
Setahun 30 KG bertambah berat tubuhku, dan mentranformasi diriku menjadi PSK
Pria Seratus Kilo
KAKAO makes me fat!
But I don’t give a fat! I keep eating, I keep eating, I keep eating.
‘Cause I feel awesome after a sip or two of Bailey’s Belgian Kakao
‘Cause I feel happy after a spoonful of Ovaltine and Milo
‘Cause I feel weird, 

Saya memulai puisi ini dengan judul CHOCOLATE tapi saya terus memanggil KAKAO, KAKAO, KAKAO, bukannya CHOCOLATE

Well, I was just playing KAKAO, I mean CHOCOLATE
You know I love you
From the very CHOCO,
'til the very very LATE


Jakarta,

14 Februari 2016

Senin, 21 November 2016

Berhala I


Wanita bagi pria, Pria bagi wanita
bersesajenkan ilusi cinta dan libido airmata

Harta bagi segala kasta
Tahta bagi penguasa
tersinggasana aroma mulia sementara

Lalu terpanjat doa pada kubur yang keramat
Teruntai shalawat pada hembushembus asap sekarat

Lalu pagan dikomodifikasi media massa
dan fanatisme menjadi kitab suci agamaagama





Depok
2 April 2010

Nganga Luka


Hujan yang menerpa genting berbunyi sangat nyaring
Seakan terburu-buru berlari dari langit meminta tolong

Ada nganga luka di langit

Ada nganga luka di damai senyuman

Hingga deras airmata menerpa degup jantung
Seakan tersuruk-suruk berteriak melolong

Ada nganga luka dari kutikula hingga epidermis yang melapis

Hingga deras darah menetes tiada henti
darah hitam, darah merah, darah putih, darah biru
Menetes semua darah, segala macam darah
darah bercumbu dengan airmata di tanah basah


Lalu teriak hingga pekak namun tak ada senafaspun yang bergerak
kecuali luka yang semakin menganga
Luka yang seumur hidup akan terbuka


Semua berkecamuk mencoba kuliti rasamu
Sementara aku terpasung diantara bunyi dan sunyi
Dan tanpa kabar yang berarti
nganga luka dibebat kawan lama yang kian jemu menunggu




Lalu malam ini ku akan lelap kembali dengan pisau di genggaman


*Depok
*12 Maret 2010 03.30