Sabtu, 21 Juni 2014

MANGAP

Bahwa sesungguhnya kehidupan dimulai ketika mata berhenti terpejam
Bukan untuk terbelalak tapi untuk menatap
Bukan sekadar bergerak, pun tak melulu menetap

Jika jantung adalah penghulu detak
Maka mulut adalah suluh ucap hingga gemeretak
Segala yang terbuka akan menutup
Seperti semua yang terlepas dan terkatup

Namun anomali adalah niscaya
Silakan saksikan sendiri maka kau akan percaya

Organ tubuh yang kerap terbuka
Menghisap berbagai entitas belaka
Memuntahkan rangkaian kata
Kadang yang termuntahkan adalah kosong
adalah melompong
adalah nisbi yang melolong

Dan Tuhan kita Yang Maha Bercanda
pernah menjelma mangapmu yang menganga
Maka wajib untukmu bersyukur karena
Mangapmu tak mengundang serangga
'tuk masuk, beranak-pinak dan berumah tangga




ALnonim

Depok, Juni 2014
*puisi untuk selvia dan dibacakan oleh @andy_adalah di Malam Puisi Depok 21 Juni 2014*

Senin, 09 Juni 2014

Satu putaran untuk Bumi

Tak hendak rangkaian kalimat ini dibuka dengan ungkapan dekat dan personal
Pun sejauh jemari mengetik belum sampai pada tatap mata dan saling kenal
Namun tak jadi soal

Karena ucapan tak melulu tentang tahun yang kabarnya berulang
Kupastikan ucapanku tentang Ibunda semesta yang penuh kasih sayang

Agar dalam dekapNya engkau semakin bijaksana, bahagia, serta penuh karya yang gemilang
Dan di atas Bumi yang berputar mengelilingi pusat tata surya, Bumi yang kau terakan dalam mengisi kolom nama pun akan diputari berbagai macam peluang
Peluang untuk bahagia ketika derita, peluang untuk tetap tersenyum walau malang melintang.

Sekian saja ucapan saat satu putaran penuh planet ketiga penuhi hajatnya pada hari lahirmu
Maka lahirlah kembali setiap hari dalam hujan inspirasi yang menderas dari penamu.

Selamat Hari Lahir Bumi
Semoga engkau tetap membumi, walau kualitasmu sedemikian melangit.

Salam

-AL-

Minggu, 01 Juni 2014

Puisi Berantai Teater Kita

Detik yang berdetak seakan menggelitik
Berlalu sedikit demi sedikit
Sedih, tawa, dan senang yang kita rasakan
Kenangan-kenangan yang tak akan terlupakan
Sesuatu yang sangat membekas
Hari di mana semua akan terpisah
Mungkin ini tak akan terulang kembali
Angin berhembus membawa masa lalu
Hal-hal konyol yang kini menjadi memori
Masa di mana kita semua bersenda gurau
Kuratapi impianku dengan bintang-bintang
Untuk menghiasi langit malam dengan harapan
Karena air mengalir membawa masa depan

-------------------------------------------------------

*masih kurang dari Putri, Azzahra, Nafisah, Abriel, Tiwi, Adena, Ino, Bunga, dan Siti.*