Tulisan kedua dari 30 tulisan seorang AL di #NulisRandom2015
Hari ini seorang AL sibuk berwisata ke berbagai tempat, di benaknya. Karena tubuhnya yang hanya tergeletak di atas kasur, maka pikirannya dikembarai berbagai bentuk memori dan imajinasi. Salah satu tempat favorit dalam pikiran seorang AL adalah sebuah tempat di mana keterasingan menjadi tuan rumah atas berbagai resah, gundah, dan gelisah tentang rumah.
Konsep keterasingan sudah lama tertanam dan tumbuh dalam benak seorang AL, bahkan beberapa tahun sebelum dia mengenal konsep keterasingan di atas panggung dari Bertolt Brecht, seorang teatrawan, penyair, dan penulis revolusioner dari Jerman.
Salah satu konsep keterasingan yang sudah memiliki bentuk dalam hidup seorang AL adalah pada sebuah kata yang dijadikannya nama dalam kelompok kepanduan semasa Sekolah Menengah Pertama:
Ghuroba. Kata yang berasal dari bahasa arab dan berarti 'orang asing' ini sedemikian ia gemari. Keterlepasan seorang AL dari lingkungan sekitar membuatnya menjadi terasing. Sehingga kemudian meletakkan dirinya sebagai orang luar (
outsider) dalam berbagai kelompok masyarakat yang ditemuinya, mungkin bahkan terhadap keluarganya.
Waktu berjalan dan seorang AL akhirnya menemui konsep keterasingan yang ditawarkan oleh Brecht. Walau masih harus belajar banyak tentang implementasi konsep tersebut dalam sebuah pementasan teater. Namun ia tetap tak berhenti mengidentifikasi dirinya sebagai entitas asing pada berbagai ekosistem yang dihuninya. Keterasingan juga yang membawa seorang AL untuk merangkai sajak pendek berikut:
TER(ASI)NG
di sudut kamar mandi, kata bermandikan diri, percikkan aksara
di dekat pisau cukur, kata tergeletak, terbelah, terpecah-pecah, Kata ternoda bercak darah
di bidang-bidang lantai lorong kos, kata mengembang, cahaya ditantang, bayang ditimbang
di akhir bait ini kata akan
berdiri sendiri
tak hendak
ada yang
temani