Kamis, 24 September 2009

Sesak

Rasa sesak ini terus mendesak hingga bulir bulir pengertian ini berhenti bergerak
Rasa sesak ini semakin menggelegak sadari sikapku dan sifatmu yang bertolak
Rasa sesak ini hampir memuncak ketika malam datang merangkak namun hati kita semakin berjarak

Sesak...
Sesak...
S..e...s....a.....k......

...
Nafasku terpenggal penggal saat eksistensiku terpental di tengah badai ego yang merapal
...

ingin tuk bersama dan jalani semua namun apa daya
api asmara yang meredup oleh tiupan angin angkara
yang tersisa hanya bara yang panas tapi tak menyala
akan ku kobarkan kembali dan kuharap itu tak sia sia
karena jika telah ku ukir semua usaha dan panjat lantunan doa
namun tetap angkuh dan ego yang meraja
...
*tak dapat kulanjutkan karena sesak yang memelukku dari belakang
tikamkan belati agar pikiranku diam dan benakku tak bergumam
sesak semakin merasuk ke setiap sel myelin dan pecahkan setiap butir memori dan pertimbangan
dan akhirnya sesak akan membunuhku pelan, dan perlahan, perlahan dan ...

Hukk... sesak, dingin, dan gelap bersekutu membunuhku....



::Musholla Kampus, Cipete, jakarta 16 April 2009 06.00::

Tidak ada komentar: