Hujan yang menerpa genting berbunyi sangat nyaring
Seakan terburu-buru berlari dari langit meminta tolong
Ada nganga luka di langit
Ada nganga luka di damai senyuman
Hingga deras airmata menerpa degup jantung
Seakan tersuruk-suruk berteriak melolong
Ada nganga luka dari kutikula hingga epidermis yang melapis
Hingga deras darah menetes tiada henti
darah hitam, darah merah, darah putih, darah biru
Menetes semua darah, segala macam darah
darah bercumbu dengan airmata di tanah basah
Lalu teriak hingga pekak namun tak ada senafaspun yang bergerak
kecuali luka yang semakin menganga
Luka yang seumur hidup akan terbuka
Semua berkecamuk mencoba kuliti rasamu
Sementara aku terpasung diantara bunyi dan sunyi
Dan tanpa kabar yang berarti
nganga luka dibebat kawan lama yang kian jemu menunggu
Lalu malam ini ku akan lelap kembali dengan pisau di genggaman
*Depok
*12 Maret 2010 03.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar