Rabu, 19 Februari 2014

Tahu Diri

Bagiku, tahu diri adalah dasar dari Tawadhu. Tahu diri adalah akar dari Ikhlash, Sabar, dan Syukur. Mungkin tak perlu ilmu yang tinggi-tinggi, gelar berstrata-strata untuk memiliki sikap mental yang baik, cukup Tahu Diri. Karena sejatinya, tahu diri akan menjadi jurang pemisah antara diri dari hati yang tinggi, antara diri dari nafsu yang merajai.

Tahu diri, adalah kondisi di mana kita tak henti-henti berusaha mengenali diri. Berusaha agar terhindar dari self-overestimate dan self-underestimate. Dengan tahu diri kita tidak akan menuntut orang lain untuk lebih, tapi justru akan meningkatkan kualitas diri. Dengan tahu diri, kita tidak menjadi pribadi yang rutin menyalahkan, sebut saja, pemerintah atas kondisi bangsa dan negeri yang jauh dari sejahtera, melainkan melakukan perbaikan dari hari ke hari. Karena bagaimana pun diri pribadi adalah unit terkecil dari sebuah bangsa.

Tahu diri adalah kunci untuk mawas diri dan pada gilirannya memperbaiki diri. Tahu diri tidak dimaksudkan untuk membiarkan diri dalam berbagai keterbatasan, itu namanya rendah diri. Merendahkan diri sendiri yang sebenarnya penuh dengan berbagai potensi.

Tahu diri memicu syukur karena menyadari dan memanfaatkan secara optimal berbagai potensi diri.
Tahu diri memicu sabar karena menyadari bahwa segala terjadi menimpa diri adalah layak dan ada pelajarannya.
Tahu diri memicu Ikhlas karena menyadari segala sesuatu yang kita lakukan pun adalah dengan 'dukungan semesta'.

Tahu diri sehingga saya menuangkan tulisan ini untuk mengingatkan diri saya agar senantiasa tahu diri.

Karena Tahu Diri adalah kunci, untuk mewujud Paham Diri yang pada gilirannya Kuasai Diri.


Tidak ada komentar: