Selasa, 07 April 2015

(movie review) AIR dan API: Si Jago Merah 2

*spoiler alert*
*dalam tulisan review ini akan ada beberap paparan adegan yang ada di film AIR dan API*

Tantangan dari sebuah film yang sukses menarik animo penonton, adalah dengan film lanjutan (sequel) yang bisa menjadi lebih menarik atau setidaknya sama menariknya. Salah satu film Indonesia yang pernah cukup berkesan karena ciri khas dan keunikan cita rasanya sendiri adalah Si Jago Merah. Film drama komedi dengan setting petugas pemadam kebakaran, sebuah profesi yang masih kurang dieksplorasi dalam film di Indonesia, yang pada masa penanyangan cukup berhasil memancing gelak tawa para penonton.

Pada akhir Maret 2015 yang lalu sequel dari film Si Jago Merah ini ditayangkan, dengan judul AIR dan API: Si Jago Merah 2. Film ini diharapkan dapat memenuhi harapan akan menjadi film yang lebih baik atau setidaknya sama baiknya dari film yang pertama.

Dengan menampilkan sebagian besar pemain utama dari film pertamanya, sequel produksi Starvision Plus ini tampaknya berhasil memikat para penonton. Diperkuat dengan kehadiran salah satu finalis Stand Up Comedy yang memiliki khas canda a la timur Indonesia, Abdur, dan juga beberapa pemain muda yang sedang naik daun seperti Tarra Budiman dan Diyon Wiyoko, serta juga didukung dengan komposisi pemain lain yang menarik seperti Bucek, Joe P Project, Putri Una, Ferry Salim, Marissa Nasution, Merriam Belina, Laila Sari, Mongol, bintang baru Enzy Storia, dan bahkan seleb Youtube Sacha Stevenson. Dengan borongan nama-nama pemain yang menjadi komposisi menarik tentunya diharapkan suguhan yang segar dari film ini pun bisa diterima oleh masyarakat luas.

Abdur, Desta, dan Judika yang dikisahkan sudah menjadi senior dalam kesatuan DAMKAR
Bangunan cerita tertata dengan apik dari latar belakang masing-masing calon peserta didik dalam akademi pemadam kebakaran, proses dalam akademi, hingga pada saat kelulusan dan bekerja sebagai pemadam kebakaran. Rangkaian konflik yang ditampilkan pun cukup beragam dan saling melengkapi serta nampak mewakili kegelisahan dari target penontonnya. Candaan-candaan yang ditampilkan pun terasa segar dengan berbagai sudut pandang dan pendekatan.

Walaupun Sutradara yang dipercaya untuk menggarap AIR & API (Raymond Handaya) ini berbeda dengan film sebelumnya (Iqbal Rais) namun film ini terasa lebih menghibur. Film sequel Si Jago Merah ini juga terasa lebih berani melakukan hal-hal yang bisa dibilang tidak biasa. Terlihat dari konflik yang berkembang, dari ketidaksetujuan orang tua terhadap pilihan anaknya, seorang yang dirasa kurang bisa bertanggung lalu menemukan rasa tanggung jawab seiring dengan proses yang berlangsung, hingga konflik persahabatan dan percintaan. Juga terasa perkembangan peran DAMKAR yang tidak hanya bertugas memadamkan API namun juga turut berperan dalam mengevakuasi korban banjir. 

Topik dan pendekatan yang dilakukan terasa sangat kekinian - dari pemilihan pemain, alunan dialog, hingga konflik-konflik yang diangkat. Hal ini tampaknya menjadi kekuatan tersendiri dari film ini. Dan sepertinya animo penonton akan sebaik (atau semoga lebih baik dari) film pertamanya. Sehingga bukan tidak mungkin film ini akan berlanjut hingga ke sequel yang selanjutnya.


Tidak ada komentar: