Sabtu, 02 Desember 2017

12 Tusuk Sate Ayam

Kita pesan seporsi sate ayam, kita lebihkan dua
Agar periode nafas kita bertemu udara yang sama
Dapat berlangsung lebih lama

Tusuk pertama
Di Bekasi, pemadaman listrik, sekian belas tahun lalu
Yang deras dan yang rintik, menjelma belatung rindu

Tusuk kedua
Kunyah mulai temui kekenyalan
Tiba yang kemalaman, habis sudah kendaraan, lesap kemalangan
Di gerbang, di gerbang, sambut dengan senyuman, tatap bertukar, tangan bergengaman

Tusuk ketiga
Kunyah
Mulai berbincang tentang agama, nyaman rencanakan keluarga, berhitung urusan tinggal bersama, kompromi nilai-nilai berumah tangga

Tusuk keempat hingga kedelapan
Rasa memiliki mulai menggerogoti, cemburu  meracuni, meresahkan hati, rasa percaya hari demi hari tereduksi

Tusuk sembilan sepuluh
Rasa-rasa rasanya tak lagi sama
Rasa-rasa tak ada, tak ada rasa-rasa
Rasa tak rasa ada tak ada rasa tak rasa tak rasa tak tak tak lagi rasa ada

usai...

usai...

usai...

Sisa dua tusuk sate yang kita lebihkan,
Aku kunyah, telan, habiskan sendirian,
Di malam bahagia, malam pernikahan,
Saat dirimu dan AL yang lain berdiri di pelaminan

Iskandar Puteri,
Johor Baru
November 2017

Tidak ada komentar: