Sabtu, 02 Desember 2017

CHOCO-LATE

(Sebelumnya,
Saya minta maaf kepada bahasa Indonesia,
Saya minta maaf kepada bahasa Inggris,
Karena saya akan menggunakan bahasa Jaksel)


KAKAO makes me fat!
KAKAO, KAKAO, KAKAO
Makanan para dewa dari bangsa Aztec
Kini menjadi industri kemewahan, hingga Afrodisiak
KAKAO, KAKAO, KAKAO
Makanan, minuman, cemilan, cepuluh
Mendominasi berbagai rasa, sedikit hingga seluruh
KAKAO, KAKAO, KAO, KAO, KAU, KAUKAH ITU?
Hadir saat sedih merundung hati
Seperti ketika ditinggal kekasih
Seperti saat deadline bertubi-tubi
Seperti tagihan datang tak kenal henti
KAKAO makes me fat
But also KAKAO makes me stop feeling sad
Is it?
KAKAO, melambungkanku tinggi seperti  harga-harga saat global resesi
KAKAO, meninggi, membeku, pecah, meleleh dan menghujani ladang gandum hingga menjadi COCO
CRUNCH
KAKAO, sehari sebatang, seminggu tujuh batang, sebulan 30 batang
Setahun 30 KG bertambah berat tubuhku, dan mentranformasi diriku menjadi PSK
Pria Seratus Kilo
KAKAO makes me fat!
But I don’t give a fat! I keep eating, I keep eating, I keep eating.
‘Cause I feel awesome after a sip or two of Bailey’s Belgian Kakao
‘Cause I feel happy after a spoonful of Ovaltine and Milo
‘Cause I feel weird, 

Saya memulai puisi ini dengan judul CHOCOLATE tapi saya terus memanggil KAKAO, KAKAO, KAKAO, bukannya CHOCOLATE

Well, I was just playing KAKAO, I mean CHOCOLATE
You know I love you
From the very CHOCO,
'til the very very LATE


Jakarta,

14 Februari 2016

Tidak ada komentar: